Fahaman wahabi muncul pada abad 14 hijriah, mereka ini merupakan penyakit dalam tubuh muslimin yg telah menyerang hampir seluruh Negara muslimin dimuka bumi.
Mereka ini selalu mengada-adakan dan mempermasalahkan hal-hal yg tidak pernah dipermasalahkan oleh Ulama Besar, Para Imam, para Tabi’in, para sahabat, bahkan Rasulullah saw.
Hal ini, tidak mengakategorikan Ibn Abdul Wahhab sebagai Imam Madzhab, karena seorang Imam Madzhab adalah orang yg suci dari mencaci maki muslimin, apalagi menganggap musyrik pada ahli syahadat, atau menganggap perbuatan sahabat Rasul Radhiyallahu’anhum adalah Bid'ah munkarah.
Imam madzhab adalah pewaris Rasulullah saw, orang yg berjiwa arif dan lidahnya selalu basah berdzikir kepada Allah, mendoakan yang sesat, mendoakan hidayah bagi orang kafir, demikian pulalah Lidah Rasuullah saw.
Zikir berjemaah sejak zaman Rasulullah saw, sahabat, tabi’in tak pernah dipermasalahkan, bahkan merupakan sunnah Rasulullah saw, dan pula secara akal sihat, semua orang mukmin akan asyik berziki, dan hanya syaitan yg benci akan hangus terbakar dan tak tahan mendengar suara zikir. kita boleh membandingkan mereka ini dari kelompok mukmin, atau kelompok syaitan yg sesat... dengan cara mereka yg memprotes zikir jemaah, telinga mereka panas, dan ingin segera kabur bila mendengar jemaah berzikir.
1). Para sahabat berdoa bersama Rasulullah saw dengan melantunkan syair (Qasidah/Nasyidah) di saat menggali khandaq (parit) Rasululullah saw dan sahabat2 radhiyallhu?anhum bersenandung bersama-sama dengan ucapan : “HAAMIIIM LAA YUNSHARUUN..”. (Kitab Sirah Ibn Hisyam Bab Ghazwat Khandaq). Perlu diketahui bahwa sirah Ibn Hisyam adalah buku sejarah yg pertama ada dari seluruh buku sejarah, yaitu buku sejarah tertua. Karena ia adalah Tabi’in.
2). Saat membina Masjidirrasul saw : mereka bersemangat sambil bersenandung : “Laa ‘Iesy illa ‘Iesyul akhirah, Allahummarham Al Anshar wal Muhaajirah” setelah mendengar ini maka Rasulullah saw pun segera mengikuti ucapan mereka seraya bersenandung dengan semangat : “Laa ‘Iesy illa ‘Iesyul akhirah, Allahummarham Al Anshar wal Muhajirah.. ” (Sirah Ibn Hisyam Bab Hijraturrasul saw- bina’ masjidissyarif hal 116)
3). Ucapan ini pun merupakan doa Rasulullah saw demikian diriwayatkan dalam shahihain
4). Firman Allah swt : “SABARKANLAH DIRIMU BERSAMA KELOMPOK ORANG ORANG YG BERDOA PADA TUHAN MEREKA SIANG DAN MALAM SEMATA MATA MENGINGINKAN KEREDHAAN NYA, DAN JANGANLAH KAU JAUHKAN PANDANGANMU (daripada mereka), UNTUK MENGINGINKAN KEDUNIAWIAN.” (QS Alkahfi 28)
Ayat ini turun ketika Salman Al-Farisi ra berzikir bersama para sahabat, maka Allah memerintahkan Rasulullah saw dan seluruh ummatnya duduk untuk menghormati orang2 yg berdzikir.
Mereka (fahaman wahabi) mengatakan bahawa ini tidak teriwayatkan bentuk dan tata cara zikirnya, ah..ah..ah.. Zikir ya sudah jelas dzikir.. menyebut nama Allah, mengingat Allah swt, adakah ingin mencari pemahaman lain?
5). Sahabat Rasulullah Radhiyallahu’anhum mengadakan solat tarawih berjamaah, dan Rasul saw justeru malah menghindarinya, mestinya mereka pun solat tarawih sendirian, kalau benar Rasulullah saw melakukannya lalu menghindarinya, jadi kenapa Generasi Pertama yang terang benderang dengan keluhuran ini justeru mengadakannya dengan berjamaah..
Sebab mereka merasakan ada kelebihan dalam berjamaah, yaitu syiar..ah..ah..ah.. Mereka masih mahu syiar dibesarkan, apalagi kita dimasa ini..
maka kalau ada pertanyaan : “Siapakah yg pertama kali mengajarkan Bid’ah hasanah?..maka kita dengan mudah menjawab, yang pertama kali mengajarkannya adalah para Sahabat Rasulullah saw, kerana saat itu Umar ra setelah bersepakat dengan seluruh sahabat untuk jemaah tarawih, lalu Umar ra berkata : “WA NI’MAL BID’AH HADZIH..”. (inilah Bid’ah yg terindah).
Siapa lebih tahu makna menghindari bid’ah?.. Umar bin Khattab ra, makhluk nombor dua paling mulia dalam kalangan ummat ini bersama seluruh sahabat Radhiyallahu’anhum…atau bahagian-bahagian mazhab abad ke 20 ini.
6). Lalu para tabi’in kerana cinta mereka pada sahabat, maka mereka menggelari setiap menyebut nama sahabat dengan ucapan Radhiyalahu’anhu/ha/hum. Inipun tak pernah diajarkan oleh Rasul saw, tak pula pernah diajarkan oleh sahabat, walaupun itu berdalilkan beberapa ayat didalam al-Qur’an bahawa bagi mereka itu keredhaan Allah, namun tak pernah ada perintah dari Rasulullah saw untuk menggelari setiap nama sahabat beliau saw dengan ucapan radhiyallahu’anhu/ha/hum.
Inipun Bid’ah hasanah, kita mengikuti Tabi’in mengucapkannya kerana cinta kita kepada Sahabat.
7). Khalifah Umar bin Abdul Aziz menambahkan lagi dengan menyebut-nyebut nama para Khulafa’ Arrasyidin dalam khotbah kedua pada khutbah Jumaat, ‘Ied dll.., inipun bid’ah, tak pernah diperbuat oleh para Tabi’in, Sahabat, bahkan Rasulullah saw, namun diada-adakan kerana telah banyak kaum mu’tazilah yg mencaci sahabat dan melaknat para Khulafa’ Arrasyidin, maka hal ini mustahab saja, (baik dilakukan), tak ada pula yg benci dengan hal ini kecuali syaitan dan para tentaranya.
Lalu kategori Bid’ah ini pun muncul entah dari mana… membawa hadits : “Semua Bid'ah adalah sesat dan semua sesat adalah di neraka”. Menimpakan hadits ini pada kelompok sahabat. Ah..ah..ah… adakah seorang muslim mengatakan orang yg memanggil nama Allah Yang Maha Tunggal, menyebut nama Allah dengan takdhim, berdoa dan bermunajat, mereka ini sesat dan di neraka?
Orang yg berpendapat ini bererti ia telah mengatakan seluruh nama nama di atas adalah penduduk neraka termasuk Umar bin Khattab ra dan seluruh sahabat, dan seluruh tabi’in, dan seluruh ulama Ahlussunnah Waljama’ah termasuk Sayyidina Muhammad saw, yang juga diperintah Allah untuk duduk bersama kelompok orang yg berdoa, dan bagindalah saw yg mengajarkan doa bersama-sama.
Semasa kita di Majlis-majlis menzahirkan lafaz doa dan munajat untuk menyaingi panggung-panggung maksiat yang setiap malam menggelegar dengan dahsyatnya menghancurkan telinga, berpuluh ribu pemuda dan remaja MEMUJA manusia-manusia pendosa dan menyebut-nyebut nama mereka..
Salahkah bila ada sekelompok pemuda menyebut-nyebut nama Allah Yang Maha Tunggal?...menggemakan nama Allah? Apakah Nama Allah sudah tak boleh dikumandangkan lagi dimuka bumi??? Seribu dalil mereka cari agar Nama Allah tak lagi dikumandangkan…cukup berbisik bisik…sama dengan komunis yang melarang meneriakkan nama Allah, dan melarang kumpulan zikir..
Adakah kita masih bisa menganggap kelompok wahabi ini adalah madzhab..?!!
Kita Ahlussunnah Waljama’ah berdoa, berzikir, dengan sirran wa jahran, di dalam hati, ketika bersendirian, dan bersama sama.
Sebagaimana Hadist Qudsi Allah swt berfirman : “BILA IA (HAMBAKU) MENYEBUT NAMAKU DALAM DIRINYA, MAKA AKU MENGINGATNYA DALAM DIRIKU, BILA MEREKA MENYEBUT NAMAKAU DALAM KELOMPOK BESAR, MAKA AKUPUN MENYEBUT (membanggakan) NAMA MEREKA DALAM KELOMPOK YG LEBIH BESAR DAN LEBIH MULIA”. (HR Bukhari Muslim).
Saran saya, kita doakan saja bahagian-bahagian mazhab abad ke 20 ini, agar mereka diberi hidayah dan kembali kepada kebenaran.
Wahai Allah, telah terkotori permukaan Bumi Mu dengan sanubari-sanubari yg disesatkan syaitan, maka hujankanlah hidayah Mu pada mereka agar mereka mahu kembali pada kebenaran, beridolakan sang Nabi saw, beridolakan Muhajirin dan Anshar, berakhlak dengan akhlak mereka, sopan dan rendah hati sebagaimana mereka.
dipetik daripada,
Kajian Bulughul Marom